suatu ketika, dalam beberapa hari atau jam atau menit atau detik atau sepersekian detik saja, sensor pemikiran kita bisa saja tiba-tiba menangkap rasa yang mendeskripsikan 'hidup ini ancaman'. disaat seluruh tubuh kita merasa menyatu dengan jiwanya, disaat otak kita merasa menyatu dengan hatinya, disaat lingkungan menyatu dengan pikirannya, terkadang sensor kepekaan kita diserang secara kilat oleh badai 'hidup ini ancaman' itu.
dan seketika keselarasan-keselarasan tubuh, jiwa, pemikiran, otak, hati, dan lingkungan menjadi chaos. mereka saling bertubrukan, saling memaki, saling membantu, saling menjatuhkan, saling menasehati, saling berkelahi, dan saling memisahkan diri. hingga akhirnya tak saling menghubung dan menyelaras. mereka kini berdiri sendiri-sendiri, rusak, konslet, dan hilang arah.
dalam dimensi waktu yang tak tentu, kondisi seperti itu dapat berubah, dan dapat juga tidak. dapat statis, dapat juga dinamis. dapat cepat, dapat juga lambat, untuk kembali menjalin hubungan diantara mereka masing-masing. itu tergantung dari kekuatan dan inisiatif dari pemimpin mereka. entah itu berada pada hati, otak, pemikiran, lingkungan, tubuh, atau jiwanya. atau bahkan kesemuanya.
dan satu stimulus yang akan membangkitkan inisiatif dan kekuatan mereka untuk bergerak : rileks.
untuk menjadi selaras. itulah yang harus selalu dipertahankan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar