Minggu, 25 Oktober 2009

sedikit stagnasi untuk mengisi bahan bakar

jauh. masih jauh penelusuran akan keberadaan ini. nilai seonggok tubuh berjalan ini. mata ini masih berada di batas kecil mangkuk ayam jago yang terkelungkup. dan pencapaian itu jauh melampaui jarak terbentuknya rasi bintang. namun adanya, rasa syukur masih tersisa. karena saya masih dapat menemukan batas mangkuk yang menutupi penglihatan ini. dan masih panjang perjalanan menuju tempat terbentuknya rasi bintang. masih banyak sekali tabir-tabir yang genap menggelapi pandangan dari cahaya. mungkin setelah ini, masih ada telungkup tudung nasi yang menutup membatasi. mungkin setelahnya masih ada lap bermotif kotak-kotak biru yang terlentang diatas tudung nasi yang harus diungkap. lalu setelahnya ada masih ada atap rumah. perjalanan nya pun masih jauh hingga terhenti di kabut. lalu awan. dass....mungkin saja terbentur dahulu di pesawat yang lewat. lalu terhalangi oleh bayang-bayang tekstur bulan. dan mungkin saja setelahnya lelah, dan terkulai. namun, rasi bintang itu tak akan lepas dari hasrat. terkulai sebentar, melesat lagi.

Rabu, 21 Oktober 2009

hidup yang katanya pilihan

hujan meteor. tidur. kawan. keberadaan. ruang. kekasih. teman bermain. kopi. hal bersarat edukativisme. spiritulitas. buku. peradaban sosial. privat space. lelah. hasrat. mencuci muka dan menggosok gigi. ketidakpedulian. sepatu boots. meja biliard. orang-orang yang lebih tua. wajah kampus. kebebasan. keinginan untuk menghempas segala keterikatan status. rindu dihujani pemikiran seseorang. adzan subuh. kesehatan. kebohongan. kenyamanan. pagal yang mulai kurang ajar. the milo. tidur dengan dia.

dan saya memilih rindu untuk dihujani pemikiran seseorang.